Jumat, 10 Agustus 2018

Kearifan Lokal Surabaya Topeng Maulud



Kearifan Lokal Surabaya












Helmy Kurniawan
1 8 0 8 2 0 1 0 0 3 5
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur



Kearifan Lokal Surabaya, Topeng Maulud
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.
Topeng Maulid merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang ada di Surabaya selain ludruk, manten pagon, tari remo, undukan doro dan gulat okol. Tradisi Topeng Maulud adalah tradisi warga Surabaya yang sesuai dengan namanya, Maulud (Maulid Nabi) yaitu untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Tradisi ini dilakukan dengan menampilkan tarian bernama Tari Gedeg  lalu tradisi ini memakai topeng dan membawa gunungan hasil bumi yaitu buah – buahan, sayur – sayuran dan jajanan apem dan jajan khas Surabaya. Topeng muludan adalah sebuah topeng yang terbuat dari kertas, buku dan koran bekas yang didaur ulang. Berbentuk kepala manusia, cara pembuatannya berasal dari bahan-bahan tersebut dan ditempel di sebuah cetakan yang terbuat dari semen. Gunungan hasil bumi dan jajanan itu lalu di bagikan ke warga dan jadi rebutan warga hal sebagai simbol agar mendapatkan berkah. Tradisi ini merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas semua rahmat yang diberikan Nya kepada warga Surabaya.
Pada mulanya tradisi ini dilakukan oleh anak anak pada tahun 60 an. Pada saat Maulid Nabi anak- anak di kampung – kampung  pada masa itu memakai topeng mainan yang mereka buat sendiri ataupun di belikan oleh orang tua mereka di pasar dan tradisi Topeng Maulud menjadi tren pada masa itu. Tapi lama kelamaan tradisi itu sedikit demi sedikit memudar, dan akhirnya yang terjadi saat ini, masyarakat banyak yang melupakan tradisi tersebut. Anak-anak zaman sekarang, telah terkontaminasi dengan budaya-budaya barat, sehingga sama sekali tidak mengenal apa itu topeng muludan.
Dulunya, kawasan Girilaya Surabaya punya julukan sebagai kampung topeng Mulud karena dulu hampir seluruh warga di kawasan ini menjadi pengrajin topeng yang terbuat dari kertas tersebut. Tapi karena peminatnya sedikit sekarang hanya beberapa orang saja yang masih menjadi pengrajin topeng mauludan ini. Dan dulu Ketika masa jayanya topeng muludan, di sepanjang jalan Gubeng besar Surabaya, banyak orang yang berjualan topeng muludan yang sangat kental dengan karakter hewan terutama singa. Tidak hanya itu, anak-anak ketika itu pasti ingin membeli topeng tersebut. Tapi seiring berkembangnya jaman bentuk topeng ini tidak hanya bentuk hewan tetapi juga bisa robot atau tokoh fiksi kartun dan lain sebagainya.
Pada tahun 2015 untuk menghidupkan tradisi kearifan lokal Surabaya, yaitu Topeng Maulud. Pemerintah Kota Surabaya mengadakan festival Topeng maulud yang berlokasi di Taman Surya di Balai Kota Surabaya dan di Jalan Tunjungan, Surabaya. Acara itu dimeriahkan oleh hampir 1000 lebih warga Surabaya. Halaman Taman Surya meriah dengan puluhan topeng  dan gunungan yang berisi berbagai hasil bumi seperti sayur dan buah serta gunungan yang berisi jajanan khas Surabaya. Walikota Surabaya sekaligus penggagas acara topeng maulud, Tri Rismaharini mengungkapkan, acara yang sudah dua kali digelar ini bertujuan agar generasi muda khususnya anak-anak dapat mengenal tradisi topeng maulud tersebut. Hal ini sangat positif agar tradisi Surabaya tidak punah termakan oleh zaman. Mari kita bersama sama menjaga tradisi dan budaya kita di daerah masing masing. Karena jika bukan kita yang melestarikannya, lalu siapa lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar